ADAKAH MASA DEPAN BAGI INDONESIA….?
(sebuah renungan dari pelbagai kejadian yang menimpa Indonesia)
By: ADJIE.R
Indonesia adalah negara yang didalamnya terdapat berbagai macam suku (multi suku),agama (multi agama) dan budaya (multi cultural) yang jelas akan berdampak bagi eksistensi indonesia di masa yang akan datang. yaitu rawan akan terjadinya disintegrasi bangsa. walaupun disatu sisi,keberagaman itu memungkinkan terjadinya akulturasi budaya.hal itu terasa makin cepat terjadi karena terus berkembangnya pembangunan Indonesia dalam mempersiapkan diri menuju era Pasar Global.hingga tidak heran ketika ada orang medan berkata,”bah,macam mana pula kau ini,bukankah papua hanya beberapa minit dari sini?”,dengan kata lain jarak sekian jauh tidak ada artinya pada masa sekarang ini.sehingga akulturasi budaya dimungkinkan untuk semakin cepat terjadi.
Oleh karena itu sungguh sangat tepat sekali the founding father bangsa ini ketika menetapkan Binneka Tunggal Ika sebagai semboyan serta Pancasila sebagai pedoman,falsafah dan ideologi bangsa Indonesia mengingat keberagaman yang ada di indonesia.sehingga diharapkan dengan semboyan Binneka Tunggal Ika dan ideology Pancasila bangsa Indonesia sadar dengan keberagaman yang ada di Indonesia.nah,yang jadi pertanyaan adalah,apakah kita sudah mampu menerjemahkan kata Binneka Tunggal Ika itu dengan benar,entah itu secara social,politik dan budaya?sehingga pada akhirnya kita bisa menerima keberagaman dan perbedaan yang ada di Indonesia.
Akan tetapi banyaknya konflik yang terjadi di Indonesia,entah konflik yang membawa nama agama ataupun yang mengatas namakan suku (sara) merupakan suatu bukti yang tak terbanhtahkan bahwa kita bangsa Indonesia memang belum bisa memahami arti dari Binneka Tunggal Ika dan mengaplikaskannya dengan benar.atau jangan-jangan semboyan tersebut hanya kita anggap sebagai hiasan sang burung garuda supaya nampak lebih indah dan gagah saja?.atau barangkali kita sudah lupa kalau kita punya semboyan Binneka Tunggal Ika dan ideologi Pancasila sehingga kadang dengan tanpa rasa berdosa kita mau menciptakan konflik karena egoisme kita yang terlalu tinggi? yang pada akhirnya akan menghancurkan bangsa ini.tentu hal itu akan menggelitik pikiran kita bila kita mau meluangkan waktu sejenak untuk merenung dan berfikir dengan hati yang jernih,ada apa dengan (masyarakat) Indonesia? sebuah masyarakat yang “katanya” berbudaya, agamis, toleran,dan mengaku bertanah air satu,tapi tidak mengerti akan arti keberagaman dan perbedaan.akankah “Sumpah Pemuda” yang sering kita ucapkan pada tanggal 28 oktober sewaktu kita masih duduk di bangku SD menjadi sebuah kata-kata kenangan yang tiada arti? bak celoteh burung beo yang lagi bernyanyi riang dipagi yang cerah.(ah….pusing deh mikirnya….).
Maka dari itu,diperlukan (lagi) upaya untuk menumbuhkan kembali jiwa-jiwa Pancasila,jiwa-jiwa Binneka Tunggal Ika sehingga akan tumbuh masyrakat pancasialis,masyarakat yang mengerti arti perbedaan dan bisa hidup dalam perbedaan tersebut.karena dengan pemahaman yang benar tentang Binneka Tunggal Ika,maka insya allah akan bisa membangun dan membentuk karakter kebangsaan atau nasionalisme (nation character building ) yang kokoh,yang pada akhirnya cita-cita the founding father bangsa bisa tercapai dan terlaksana,yaitu terciptanya Negara yang adil,makmur dan sentosa.
Oleh sebab itu sangatlah diperlukan sekali peningkatan dan pengaplikasian peran serta pemuda (khususnya yang berstatus sebagai mahasiswa/pelajar) sebagai Agent of Sosial Change dan Agent of Social Control serta Agent of Sosial Balancing guna terciptanya kondisi bangsa yang kondusif dengan memberikan pemahaman yang benar tentang arti Binneka Tunggal Ika. akan tetapi untuk dapat melakukan dan melaksanakan hal tersebut akan terasa sangat sulit sekali bilamana kita selalu bersikap individualis. oleh karenanya diperlukan sekali adanya wadah kebersamaan untuk melakukannya agar tercipta keseragaman dan kekompakan gerakan. mengingat dengan hal itu memungkinkan lahirnya suatu strategi gerakan yang efektif,efisien dan stategis serta ideal bagi masyarakat kita. sehingga setiap gerakan dan usaha yang akan kita lakukan tidak sia-sia.yang pada akhirnya hasil yang dicapaipun akan sesuai dengan harapan kita semua.
Selain peranan pemuda,diperlukan juga kebecusan para infra struktur politik bangsa Indonesia dalam mengelola bangsa ini untuk menjadi bangsa yang mandiri dan beradab. bangsa yang mampu menghargai orang lain. bangsa yang mampu mensejahtrekan dan menciptakan rasa aman bagi rakyatnya dengan kepemimpinan yang manusiawi,adil dan beradab. dengan kata lain tidak hanya memikirkan kesejahteraan dirinya sendiri. yang kata orang jawa,”sa’ena’e udelle dewe” atau kata orang inggris timur,”kardiman=kareppah dibi’ e man kanyaman” (sesuka hati tanpa memikirkan orang lain/masochisme). karena bangsa Indonesia tidak butuh pada orang-orang (baca:poliTIKUS) yang bisanya cuma menggerogoti (kekayaan) Negara. orang-orang yang hanya mampu bikin kalang kabut Atasannya (baca:rakyat) dengan LAPoran TOPnya.
Oleh sebab itu,guna menciptakan suasana kebangsaan yang harmonis dan kondusif,maka peran dari infra struktur politik bangsa sangat urgen sekali dalam menentukan arah dan tujuan bangsa ini.selain tentunya juga peran para generasi muda.
Sungguh sangat ironis sekali nasib bangsa ini. ketika para Atasan (pemuda/rakyat) berusaha menciptakan suasana yang kondusif,tapi para bawahannya (poliTIKUS/DPR/MPR,dll) hanya memikirkan kesenangan pribadinya,hanya memikirkan LAPoran TOPnya. Yang ada diotaknya ( kalaupun punya sih ) bagaimana caranya mempunyai LAPoran TOP yang benar-benar yahud. (bingung deh mikirnya…………).
Indonesia…..
Apa yang sedang terjadi denganmu sayang…….?
Ada apa denganmu…….?
Hingga kau carut marut ga’ karuan
Ga’ adakah yang peduli denganmu……..?
Ga’ adakah yang bersedia memperhatikanmu dan merawatmu….?
Hingga kau kelihatan amburadul.
Indonesia……..
Kaulah tempat kelahiranku
Kaulah tumpah darahku
Kaulah sumber inspirasiku
Kaulah yang memelukku kala aku kedinginan
Kaulah yang menghiburku kala ku sedih
Indonesia……
Beritahu aku apa yang harus kulakukan untukmu…
Bisikkan padaku apa yang harus kukorbankan demi kamu…
Indonesia……….
Jasamu begitu besar….
Pengorbananmu begitu dahsyat…..
Betapa besar hutang budi yang telah kuterima darimu..
Kini…..
Ketika ada “tuhan-tuhan kecil” berkuasa atasmu
Memperbudak dan menyengsarakanmu..
Haruskah kudiam membisu dipembaringan…?
Haruskah ku berleha-leha di atas kursi setan…?
Haruskah aku tidur nyenyak di ranjang “pengantin”…?
Tidak…….
Tidaaaak….
Tidaaaaaaak…..
uhg………………
Aku menginginkan Indonesia yang tidak “bertuhan”
Aku ingin “tuhan-tuhan” itu mati
Aku mau “tuhan-tuhan” itu binasa
Aku harap “tuhan-tuhan”itu enyah darimu
Indonesia…..
Kurindukan dirimu yang dulu
Indonesia yang tidak terbelenggu “tuhan-tuhan” yang biadab
“tuhan-tuhan” yang tak beradab
Tapi….
Kapan…………?
Ah………aku ga’ tau lagi……
Kapan……………………..!
cek wamatowanah be'en,he...
BalasHapus